Home > Mancanegara

Azerbaijan Dilaporkan Beli 40 Jet JF-17 Thunder Block III dari Pakistan

Dari semula 16 unit, Azerbaijan menambah pesanan menjadi 40 unit jet tempur JF-17 Thunder Block III senilai Rp 68,2 triliun dari Pakistan.
jet tempur JF-17 Thunder Block III produksi Pakistan. Sumber: X
jet tempur JF-17 Thunder Block III produksi Pakistan. Sumber: X

BAKU -- Laporan terbaru dari berbagai media internasional, termasuk Defense Arabic, menunjukkan, Azerbaijan siap secara signifikan memperkuat angkatan udaranya. Caranya dengan memperbanyak pesanan jet tempur JF-17 Thunder Block III, produksi bersama antara Pakistan dan China.

Awalnya, Azerbaijan mengamankan kesepakatan untuk 16 jet multiperan canggih tersebut ke Pakistan. Tetapi, sumber yang belum dikonfirmasi sekarang menunjukkan pesanan dapat meningkat menjadi 40 unit, menambahkan 24 jet lagi ke perjanjian awal. Perkembangan itu jika diverifikasi, akan menandai peningkatan substansial kemampuan udara Azerbaijan dan memperdalam hubungan pertahanannya dengan Pakistan, pemasok senjata utama bersama Turki, Rusia, dan Israel.

Kesepakatan senilai 4,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 68,2 triliun yang dilaporkan, disorot dalam unggahan di platform media sosial seperti X. Langkah akuisisi itu bertujuan untuk memperkuat postur militer Azerbaijan di wilayah Kaukasus Selatan yang bergejolak, di mana ketegangan geopolitik dan persaingan historis memerlukan sistem pertahanan yang kuat.

Sementara konfirmasi resmi dari Baku masih tertunda, potensi perluasan tersebut menggarisbawahi fokus strategis Azerbaijan untuk memodernisasi angkatan udaranya di tengah lanskap keamanan regional yang kompleks, sebagaimana dilaporkan Bulgarian Military dikutip Selasa (27/5/2025). Perjanjian awal untuk 16 jet JF-17 Thunder Block III diformalkan pada Februari 2024, dengan Azerbaijan mengonfirmasi integrasinya ke dalam angkatan udaranya pada Oktober tahun itu.

Kontrak senilai 1,6 miliar dolar AS, seperti yang dilaporkan oleh The Defense Post, menandai langkah signifikan dalam upaya Azerbaijan untuk memodernisasi militernya, khususnya kemampuan udaranya. Jet JF-17 tidak dimaksudkan untuk menggantikan armada yang sudah ada, melainkan untuk menambah kekuatan operasional angkatan udara Azerbaijan, yang secara historis mengandalkan pesawat tua era Soviet, seperti Mikoyan MiG-29 dan Sukhoi Su-25.

Platform yang lebih tua itu, meskipun masih dapat digunakan, tidak memiliki avionik, persenjataan, dan fleksibilitas multiperan canggih yang ditawarkan oleh jet JF-17 Block III. Keputusan Azerbaijan untuk memperoleh jet tempur generasi 4,5 itu mencerminkan strategi yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pencegahan dan tempurnya, khususnya dalam konteks ketegangan yang sedang berlangsung dengan negara tetangga Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh.

Konflik tahun 2020, yang membuat Azerbaijan merebut kembali wilayah yang signifikan, menyoroti pentingnya superioritas udara dan kemampuan serangan presisi, area yang menjadi keunggulan JF-17. Pilihan Azerbaijan atas JF-17 Thunder Block III dibandingkan opsi lain yang tersedia, seperti jet tempur Barat atau Rusia, berasal dari kombinasi biaya, kinerja, dan keselarasan geopolitik.

JF-17 yang dikembangkan oleh Pakistan Aeronautical Complex dan Chengdu Aircraft Industry Group dari China, menawarkan alternatif yang hemat biaya untuk pesawat Barat yang lebih mahal seperti F-16 atau Eurofighter Typhoon. Biaya akuisisi dan perawatannya yang relatif rendah menjadikannya pilihan yang menarik bagi negara-negara yang mencari kemampuan canggih tanpa beban keuangan dari platform Barat papan atas.

Azerbaijan bersama Turki memang memiliki hubungan spesial dengan Pakistan. Jika Turki merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Azerbaijan selepas Uni Sovyet runtuh maka Pakistan menjadi negara kedua yang mengakui berdirinya negara di Kaukasus tersebut.

× Image