Home > Mancanegara

Mengenal Majid, Sistem Hanud Iran yang Jatuhkan Drone Heron Israel

Hilangnya pesawat nirawak nomor 298, sebagaimana dikonfirmasi oleh juru bicara IDF, menandai kemunduran teknologi Israel.
Sistem pertahanan udara Majid milik Iran berhasil menjatuhkan drone Heron. Sumber:X
Sistem pertahanan udara Majid milik Iran berhasil menjatuhkan drone Heron. Sumber:X

TEHERAN -- Sistem pertahanan udara (hanud) Majid milik Iran sukses menjatuhkan drone IAI Heron milik Israel. Hal itu menandakan kemajuan teknologi Teheran dalam bentrokan yang menegangkan dengan Israel.

Militer Iran menjatuhkan pesawat nirawak IAI Heron milik Israel, bernomor 298, di dekat perbatasan Irak menggunakan sistem pertahanan udara Majid, menurut sebuah unggahan Clash Report di X. Insiden itu menandai momen penting dalam meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, dua negara yang terkunci dalam pertikaian selama puluhan tahun yang ditentukan oleh operasi rahasia dan persaingan teknologi.

Bulgarian Military melaporkan pada Kamis (26/6/2025), penggunaan sistem Majid oleh Iran, menandakan kemajuan dalam kemampuannya untuk melawan ancaman udara yang canggih. Peristiwa itu menggarisbawahi semakin pentingnya kendaraan udara tak berawak (UAV) dalam peperangan modern dan tindakan balasan yang dirancang untuk menetralisirnya.

Selama bertahun-tahun, Israel telah mengandalkan pesawat nirawak seperti Heron untuk pengawasan dan serangan, sementara Iran telah berinvestasi besar dalam pertahanan udara untuk melindungi wilayah udaranya. Bentrokan yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional, menyoroti interaksi strategis antara kedua teknologi tersebut.

Keberhasilan Majid dalam pertempuran melawan Israel, meningkatkan profilnya. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa industri pertahanan Iran telah membuat kemajuan di tengah keterbatasan akibat sanksi internasional. Insiden itu juga mencerminkan dinamika geopolitik yang lebih luas, karena kedua negara bersaing untuk mendapatkan pengaruh di kawasan yang tidak stabil.

Sistem pertahanan udara Majid Iran, yang dipasang pada kendaraan taktis Aras, meningkatkan kemampuan negara itu untuk melawan ancaman udara di ketinggian rendah dan menengah. Sistem hanud menggunakan rudal AD-08, yang memiliki jangkauan sekitar 8-10 kilometer (km) dan menggunakan kombinasi panduan elektro-optik dan radar untuk penargetan presisi.

Tidak seperti sistem yang lebih besar seperti Sevom Khordad, yang menarik perhatian karena menjatuhkan Global Hawk AS pada 2019, Majid menekankan mobilitas dan penyebaran yang cepat. Operator dapat dengan cepat menyiapkan sistem untuk melindungi infrastruktur penting atau unit militer bergerak dari pesawat nirawak dan pesawat terbang rendah.

Industri pertahanan Iran, yang dibatasi oleh sanksi, bergantung pada komponen yang dikembangkan di dalam negeri, yang menunjukkan ketahanan dalam rekayasanya. Desain Majid yang ringkas memungkinkannya untuk terintegrasi dengan mulus ke dalam jaringan pertahanan udara berlapis Iran, melengkapi sistem jarak jauh.

Kemampuan sistem untuk menyerang target pada ketinggian hingga 6 km membuatnya sangat efektif terhadap drone ketinggian menengah seperti Heron. Namun, keterbatasan dalam mengakses teknologi asing yang canggih dapat menghambat kinerjanya terhadap ancaman yang lebih canggih.

Terlepas dari tantangan di lapangan, Majid merupakan langkah maju dalam upaya Iran untuk mencapai kemandirian dalam pertahanan udara, dengan mengatasi meningkatnya prevalensi UAV dalam konflik regional. Keberhasilan penggunaannya terhadap Heron menunjukkan keandalan praktis, meskipun kemampuan penuhnya masih dalam pengawasan.

IAI Heron Israel, yang juga dikenal sebagai Machatz-1, berfungsi sebagai landasan kemampuan pengintaian dan serangan negara tersebut. Drone dengan daya tahan lama di ketinggian menengah (MALE) itu dapat tetap mengudara hingga 45 jam, terbang pada ketinggian sekitar 30 ribu kaki. Dilengkapi dengan sensor elektro-optik canggih, radar apertur sintetis, dan relai komunikasi, Heron mengumpulkan intelijen waktu nyata dari jarak yang sangat jauh.

Muatan modularnya memungkinkannya untuk melakukan pengawasan dan serangan terarah, menjadikannya aset serbaguna bagi Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Dibandingkan dengan drone MALE lainnya, seperti MQ-9 Reaper AS, Heron mengutamakan daya tahan daripada persenjataan berat, sehingga mengoptimalkannya untuk misi jangka panjang di wilayah musuh.

Dalam konteks Iran, IDF sering mengerahkan Heron untuk memantau fasilitas militer dan lokasi nuklir, mengumpulkan data penting untuk menginformasikan keputusan strategis. Hilangnya pesawat nirawak nomor 298, sebagaimana dikonfirmasi oleh juru bicara IDF, menandai kemunduran tetapi bukan pukulan telak, dengan IDF menegaskan tidak ada informasi sensitif yang dikompromikan.

× Image